PERAN KYAI PONDOK PESANTREN MANARUL HUDA DALAM PEMILIHAN GUBERNUR TAHUN 2020 DI KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANG HARI

Abstract

Penelitian ini menunjukkan bahwa keterlibatan kyai dalam pilkada tidak terlepas dari kemampuan kyai yang mampu memobilisasi masa karena perannya sebagai pembentuk opini (opinion leader). Ada dua cara yang dilakukan kyai dalam membentuk opini publik itu. Pertama, secara verbal, misalnya berbicara langsung kepada masyarakat, termasuk di dalamnya santri dan para alumni pesantren. Kedua, secara non-verbal, yaitu melalui aksi-aksi politik yang dilakukan secara berbeda, misalnya para kyai bergerilya untuk mendapatkan dukungan alas pilihan politiknya. Ada juga kyai yang melakukan aksi pembelaan terhadap calon yang didukungnya agar tidak terganjal dalam proses pilkada, karena sang calon terkait masalah hukum. Motivasi keterlibatan kyai dibagi menjadi dua: motivasi ideal dan motivasi praksis-personal, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Untuk membantu penyusunan dalam penelitian skripsi ini, maka data yang diambil melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu menjelaskan seluruh permasalahan kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif, mengungkapkan Peran Pemuka Agama Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2020 di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Keberadaan kyai di kecamatan Bajubang sebenarnya dalam posisi mendua yaitu sebagai tokoh politik dan sebagai tokoh agama. Sebagai tokoh agama kyai memberi pengajaran bagi masyarakat yaitu melalui pesantren dan madrasah. Dalam bidang politik kyai seringkali di ajak oleh tokoh-tokoh politik dari Partai kecamatan Bajubang untuk mengikuti berbagi kegiatan dalam partai. Kaerna menurut tokoh politik dengan melibatkan kyai dalam partai maka pengikut dari kyai tersebut akan memilih partai tersebut. Aktifitas kyai dalam partai terlihat saat kyai mengikuti kampanye pada waktu pemilu, mengadakan ceramah-ceramah keagamaan pada waktu menjelang pemilu, memberikan anjuran pada masyarakat untuk mengikuti kampanye, dan mengikuti rapat partai yang diadakan untuk persiapan menghadapi pemilu.